Kelompok 6
Anggota :
MICRO TEACHING
“Go To School”
“Go To School”
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pedagogi secara singkat sering
diartikan sebagai seni mengajar pada anak. Ilmu Pedagogi itu sendiri dapat
digunakan sebagai sarana untuk berinteraksi dan mendekatkan diri kepada
anak-anak sehingga proses belajar-mengajar semakin efektif. Salah satu konsep
dalam Pedagogi adalah Micro Teaching. Apa itu sebenarnya Micro Teaching???
Micro Teaching berasal dari dua kata
yaitu micro berarti kecil, terbatas, sempit dan teaching berarti mengajar.
Jadi, Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara
menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Diharapkan, dengan memperkecil ruang
proses mengajar, maka metode ini dapat member penilaian mengenai efektifitas
proses belajar mengajar, termasuk juga guru. Secara umum, konsep Micro Teaching
dapat digunakan untuk menilai kelemahan dan kelebihan suatu metode, sehingga
dapat memperbaiki kesalahan, serta dapat menciptakan metode pendekatan baru
terhadap anak.
`Ditinjau dari kehidupan sekarang
ini, banyak orang menganggap bahwa proses belajar tersebut hanya proses
pentransferan ilmu, dimana asalkan ilmu sudah disampaikan maka kwajiban guru
sudah selesai. Selain itu istilah Seni Mengajar sudah diabaikan sekarang ini. Para
pendidik merasa tidak perlu seni dalam proses pengajaran. Tapi pada kenyataan
itu adalah factor critical yang akan menjadi penentu kualitas proses mengajar.
Seni tersebut sudah termasuk ke dalam pembentukan karakter yang ideal. Fenomena
tersebut merupakan sesuatu hal yang salah, karena mendidik tersebut seharusnya
juga memperhatikan pembentukan karakteristik peserta didik. Jadi, guru
sebenarnya selain mentransfer ilmu juga menjadi fasilitator serta perangsang
anak unutk tumbuh membentuk kepribadian yang baik. Tapi sebenarnya fakta
berkata lain, karena guru tidak peduli terhadap perkembangan kepribadian anak,
melainkan hanya focus pada ilmu. Hal tersebut menjadi salah satu factor yang
menyebabkan banyak anak yang pintar tetapi memiliki karakter yang tidak bagus.
Berdasarkan uraian tersebut, maka
kelompok ingin melakukan Micro Teaching di sebuah TK yaitu TK Kartika Jaya
untuk melihat apakah konsep Pedagogi sebagai seni mengajar masih diterapkan,
serta berusaha menyampaikan pesan kepada Pendidik dan Peserta didik dan
memperkenalkan bahwa Pembelajaran berwujud seni merupakan salah satu aspek
penting dalam pendidikan anak.
2. Tujuan
Tujuan dilakukan Micro Teaching pada TK tersebut adalah
untuk mengenalkan kepada peserta didik dan Pendidik bahwa mengajar bukan
sebatas proses mentransfer ilmu,melainkan sebuah seni yang meliputi proses
pembentkan kepribadian dan karakter anak yang ideal.
3. Manfaat
Adapun manfaat dari Micro Teaching tersebut :
a. Menjelaskan bahwa mengajar merupakan sebuah proses pembentukan kepribadian yang baik dan bukan sebatas mentransfer ilmu semata.
a. Menjelaskan bahwa mengajar merupakan sebuah proses pembentukan kepribadian yang baik dan bukan sebatas mentransfer ilmu semata.
b.Sebagai salah satu sarana pendekatan terhadap anak-anak yang
dapat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap peserta didik.
c. Dapat
membantu menemukan metode yang efektif digunakan dalam proses belajar mengajar
khusunya pada TK tersebut.
LANDASAN TEORI
1. Teori Pengajaran Pedagogi Modern
Pandangan mengenai bahwa Pedagogi
hanya sebatas mengajar dan mengasuh merupakan factor awal yang menyebabkan
terbentuknya Pedagogi Modern. Pedagogi Modern memandang bahwa proses mengajar
itu tidak hanya focus pada pendidik saja, tetapi juga focus pada peserta didik.
Mengatakan bahwa peserta didik menjadi kunci utama mencapai tujuan proses
pengajaran tersebut. Ada 2 konsep utama yang dikembangkan dalam Pedagogi
Modern, yaitu :
a. Teaching, yaitu teknik yang digunakan guru
dalam mentransformasikan konten pengetahuan, merangsang, mengawasi, dan
memfasilitasi pengembangan siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Siswa
diberi peluang untuk melakukan penilaian terhadap teknik atau metode pengajaran
untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar
tidak hanya bersifat monoton dan satu belah pihak, melainkan terjadi interaksi
resiprokal antara peserta didik dan pendidik.
b. Learning, proses siswa mengembangkan
kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan menigkatkan pengetahuan serta
keterampilan serta karakter yang ideal. Dapat dikatakan, bahwa kulaitsa metode
teaching akan membantu anak dalam proses learning dalam pembentukan dirinya
sendiri. Belajar bukan hanya proses mencari ilmu pengetahuan, melainkan juga
pembentukan keterampilan, seperti berpikir kritis, kemampuan adaptasi,
pemecahan masalah, dan pembentukan karakter yang ideal.
2. 4P (Pribadi, Proses, Press, dan Product)
Teori ini menjelaskan mengenai
pembentukan kreatifitas serta pengembangan anak secara maksimal. Dalam hal ini,
yang paling ditekankan dalam proses belajar mengajar adalah Pribadi. Dimana
kemudian Pribadi itu yang akan diproses dan dikembangkan sehingga menciptakan
Product yang bagus dan sesuai dengan tujuan pengajaran. Jadi kesimpulannya,
dalam memberikan pengajaran, guru bukan menjadi focus utama, melainkan peserta
didik yang menjadi focus utama.
3. Pedagogi Ideal-Spiritual Karakteristik
Teori ini mengemukakan bahwa
pembentukan kepribadian yang ideal bukan hanya berdasarkan keilmuan semata,
melainkan juga berdasarkan factor spiritual dan Kreatifitas seseorang. Artinya
proses belajar mengajar yang baik ketika proses tersebut bukan hanya sebatas
proses pentransferan imu, melainkan juga sebagai proses yang membantuk anak
dalam pengembangan kepribadian, karakter, dan spiritual yang ideal. Selain itu,
teori ini juga mengembangkan prinsip etika, yaitu dalam pembentukan itu semua
diperlukan aturan-aturan tertentu. Misalnya, dalam pembentukan karakter yang
ideal, maka diperlukan teknik dan metode khusus untuk membentuk hal itu.
4.
Learner-Centered
Alasan mengapa yang digunakan adalah
Learner-Centered dan bukan Teacher-Centered, karena dalam Micro Teaching
tersebut, kelompok member focus proses pengajaran itu ada pada peserta didik,
dan bukan pada kelompok. Kelompok sendiri hanya menjadi fasilitator dan
pengarah sehingga proses mengajar tidak lari dari jalur sesungguhnya. Anak
dibiarkan berkreasi sebebas mungkin dan mengeluarkan ide-idenya sebebas
mungkin, karena menurut kelompok itu menjadi salah satu cara untuk membuka
karakter anak yang ideal.
PERENCANAAN
1. Rancangan Kegiatan
No
|
Hari / Tanggal
|
Kegiatan
|
Tempat
|
1
|
Sabtu, 7 April 2012
|
Diskusi TK
|
F.Psi USU
|
2
|
Sabtu, 7 April 2012
|
Diskusi mengenai konsep yang
digunakan
|
F.Psi USU
|
3
|
Senin, 9 April 2012
|
Observasi ke TK Kartika Jaya
|
TK Kartika Jaya
|
4
|
Selasa, 10 April 2012
|
Proses Micro
Teaching
|
TK Kartika Jaya
|
5
|
Senin, 16 April 2012
|
Pembahasan mengenai M.Teaching
|
F.Psi USU
|
6
|
Jumat, 20 April 2012
|
Pembuatan Laporan Micro
Teaching
|
F.Psi USU
|
7
|
Senin, 30 April 2012
|
Posting Hasil Micro Teaching
|
Own
|
2.
Peserta Micro Teaching
Peserta Micro Teaching adalah Siswa TK Kartika Jaya 2-20
Kesatuan Angkatan Darat , di Jalan Karya Jaya Medan. Anak TK yang menjadi
peserta Micro Teaching adalah anak dari Kelas B yang memiliki usia berkisal 5-6
tahun.
3.
Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam
proses Micro Teaching adalah :
1. Kamera Digital
2. HP (Merekam Video)
3. Crayon Berwarna
4. Kertas Origami
5. Kertas Gambar
6. Reward
PELAKSANAAN
1. Observasi
Pelaksanaan micro teaching yang kami
lakukan di TK Kartika Jaya berjalan sesuai dengan rancangan jadwal kegiatan.
Pada tanggal 9 april kami melakukan observasi ke sekolah TK Kartika Jaya dimana
pertama sekali kami menemui Kepala Sekolah untuk meminta ijin melakukan
observasi dan Micro Teaching selama dua hari. Setelah mendapatkan ijin kami
melakaukan perkenalan dengan guru yang sedang mengajar dan juga para siswa.
Agar para siswa tidak merasa terlalu terusik dengan kedatangan kami maka kami
meemutuskan agar hanya beberapa orang perwakilan dari kelompok kami yang masuk
untuk melakukan observasi. Berdasarkan hasil observasi kami kelihatan sekali
bahwa para siswa sangat antusias dengan kegiatan kesenian. Jika kelompok lain
mungkin memilih mengajarkan materi yang dirasa sulit oleh anak-anak namun kami
memutuskan untuk mengajarkan materi yang menarik dimata anak-anak. setelah
melakukan observasi kemudian kami memutuskan kegiatan kesenian yang kami akan
ajarkan adalah menggambar, melipat origami dan bernyanyi.
2.
Micro Teaching
Kelompok melakukan kegiatan Micro
Teaching pada tanggal 10 April 2012 di TK Kartika Jaya. Pertama-tama kami
mengajak anak – anak untuk menggambar ikan. Disana terlihat antusias para murid
untuk menggambar dan ada beberapa anak yang tidak mampu mengikuti
langkah-langkah untuk menggambar ikan sehingga kami memutuskan ia dapat
menggambar hewan lain yang mereka bisa gambarkan. Setelah selesai menggambar
kami melakukan dialog dengan para murid dalam rangka menanyakan apakah mereka
sudah bosan dan apakah mereka masih mau kami ajak untuk melakukan kegiatan
melipat origami. Hasilnya mereka mau sehingga kami melanjutkan kegiatan melipat
origami dan semua siswa dapat mengikutinya dengan baik. Setelah kegiatan
melipat origami kami mengajak anak-anak untuk bernyanyi dan setelah itu kami
membuat tantangan bagi anak yang berani maju kedepan kelas untuk menunjukkan
bakatnya dalam bidang apapun (bernyani, membaca puisi dsb) akan kami berikan
reward dan yang terakhir kami mengadakan kuis dimana anak-anak harus
menyebutkan bahasa inggris dari benda yang kami maksud dan bagi yang bisa
menjawab akan kami berikan reward. Semua kegiatan diatas dapat diikuti oleh
anak-anak TK Kartika Jaya dengan sangat baik sehingga kami dapat melakukan
kegiatan micro teaching dengan lancar.
LAPORAN KEGIATAN
1. Hasil Micro Teaching
Sesudah melakukan proses Micro
Teaching, kelompok mendapatkan gambaran mengenai metode pengajaran yang cocok
diberikan di TK tersebut. Anak pada TK tersebut memiliki antusias yang besar
pada kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak-anak tersebut untuk berpartisipasi
dalam proses belajar mengajar. Sebagaicontoh, kegiatan Bernyayi, menggambar disambut
dengan sangat senang oleh anak-anak di TK tersebut. Akhirnya kelompok membuat
hipotesa sementara,bahwa proses belajar-mengajar akan menjadi efektif apabila
kegiatan pemberian materi dicampur dengan kegiatan seni. Pemberian materi saja
akan membuat peserta didik merasa bosan sehingga anak dan guru tidak dapat
berpartisipasi dengan maksimal dalam proses pembelajaran. Dengan pemberian
kegiatan seni tersebut, maka anak-anak akan semangat kembali sehingga secara
tak langsung materi yang disampaikan akan dapat diterima dengan maksimal oleh
peserta didik. Hal lainnya adalah dengan Micro Teaching tersebut kelompok
mendapat gambaran mengenai Individual Differences dalam proses pengajaran.
Dalam satu TK tersebut terdiri oleh anak yang beraneka ragam, sehingga cara
yang diberikan juga berbeda antara satu dengan yang lain.
2. Kesimpulan
Sekolah TK tersebut masih menggunakan prinsip Pedagogi yang
sesuai dengan Landasan Teori yang dibuat oleh kelompok. Metode yang diberikan
dalam sekolah tersebut bukan saja proses Pentransferan ilmu, tetapi juga proses
pembentukan kepribadian dan karakter yang ideal termasuk kreatifitas dan seni.
Hanya saja, guru masih kelihatan seperti mendominasi anak, dan anak diberi
ruang gerak yang sempit dalam penuangan kreatifitas.
6 komentar:
Pada bagian laporan kegiatan menuliskan bahwa kegiatan memberikan materi yang dicampur dengan kegiatan seni akan meningkatkan proses pembelajaran. Saya ingin menanyakan materi apakah yang disampaikan oleh kelompok selain menggambar dan melipat origami yang merupakan kegiatan seni?
Makasih.. :)
makasih vera buat pertanyaannya,materi yang dimaksudkan dilaporan adalah melipat origami dan menggambar ver.selain itu kami juga melakukan kegiatan bernyanyi dan memberi tebak tebakan dalam bahasa inggris
permisi karin:)
mau menanyakan tentang pernytaan kelompok dibagian kesimpulan menyatakan "Sekolah TK tersebut masih menggunakan prinsip Pedagogi yang sesuai dengan Landasan Teori yang dibuat oleh kelompok. Metode yang diberikan dalam sekolah tersebut bukan saja proses Pentransferan ilmu, tetapi juga proses pembentukan kepribadian dan karakter yang ideal termasuk kreatifitas dan seni. Hanya saja, guru masih kelihatan seperti mendominasi anak, dan anak diberi ruang gerak yang sempit dalam penuangan kreatifitas."
apa yang melatarbelakangi kelompok karin untuk membuat kesimpulan seperti itu ?
trims
makasih buat pertanyaannya
kelompok kami membuat kesimpulan begitu karena pada saat dilapangan kami melihat guru/ pendidik dalam mengajar masih mendominasi pada beberapa murid.guru tersebut berulang ulang kali meenyebutkan nama murid itu.misalnya pada saat kelas ribut guru hanya memanggil nama dia padahal yang buat kelas ribut bukan hanya murid itu saja.
Karin,sepertinya metode yang kelompok berikan sangat baik ya..Anak pada TK tersebut memiliki antusias yang besar pada kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak-anak tersebut untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar..
(:
buat videl terimakasih banyak atas pujiannya, kami juga tidak menyangka kalau anak anak TK tersebut memiliki antusias yang luar biasa. :)
Posting Komentar