RSS

Evaluasi Mata Kuliah Paedagogi


Sekitar empat bulan saya dan teman teman lainnya mengikuti mata kuliah paedagogi,begitu banyak hal hal baru yang saya dapatkan dapatkan dari matakuliah ini.Menurut saya mata kuliah sangat berbeda dengan mata kuliah lainnya.perbedaannya terlihat dari metode pembelajarnya. Bu Dina selaku dosen pengampu mata kuliah ini melakukan metode pembelajaran yang berbeda setiap pertemuannya.pada setiap pertemuannya kami disajikan dengan hal hal baru.sistem ujiannya yang dilakukan secara online membuat keunikan sendiri pada mata kuliah ini.Berikut ini adalah evaluasi mata kuliah paedagogi yang terangkum dengan singkat dan jelas:

a.      Kesan 
      Banyak yang terlupakan dalam mengikuti mata kuliah ini, salah satunya saat melakukan proses micro teaching dimana kami belajar bagaimana cara mengajar anak anak. Disini terlihat kalau kami tidak hanya belajar secara teori tetapi kami juga mengaplikasikan apa yang sudah kami pelajari.mata kuliah ini juga merupakan satu satunya matakuliah yang mempunyai grup sendiri di facebook.

b.     Pesan 
     Semoga semua yang sudah dipelajari dalam matakuliah ini dapat terus berguna untuk kedepannya. Saya berharap setelah selesai mengikuti mata kuliah ini dapat saya aplikasikan dalam kehidupan sehari hari

c.      Evaluasi 
      Kepasifan mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini yang menghambat proses pembelajaran mata kuliah ini. Ketika Mahasiswa ditanya dosen, mahasiswa  seringkali tidak meresponnya dan ketika ada kelompok yang melakukan persentasi hasil micro teachingnya. Mahasiswa sebagai audiens sering kali tidak mendengarkan apa yang dipersentasikan dan sedikit memberikan pertanyaan/pernyataan/saran/kritik pada kelompok.

d.     Kritik
·           Terkadang saya merasa kesulitan dalam mengartikan maksud apa yang dikatakan oleh dosen pengampu.      Menurut saya terkadang beliau menggunakan bahasa yang tidak sulit  dipahami oleh kami mahasiswa S1.
·       Saya merasa kalau Mata kuliah ini memiliki tugas etayang agak banyak, walaupun ini baik untuk kami tetapi terkadang saya mengabaikan atau kelupaan mengerjakan tugaas tugas yang lainnya.

e.      Saran
·       Menurut saya system pembelajaran yang e-learning ini semakin ditingkatkan dan diteruskan karena system e-learning ini masih sangat jarang ditemukan
·       Dosen pengampu menggunakan bahasa yang lebih ringan agar mahasiswa lebih cepat menangkap apa yang dimaksudkan.
·       Semakin mengembangkankan variasi variasi metode belajarnya
Demikianla yang saya rasakan dalam satu semester yang terasa singkat ini,saya sangat senang bisa mengikuti mata kuliah ini. Saya berharap bisa bertemu dengan Dosen pengampu dan teman teman di mata kuliah laiinya.
Sebelum saya mengakhirinya saya mengucapkan Terimakasih kepada dosen pengampu yaitu Bu Dina yang sdah mau mengajar dan mendidik kami dengan setulus hati dan juga saya mohon maaf apabila ada kata kata yang tidak berkenan. :)
SEMOGA SAYA LULUS :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

UAS PAEDAGOGI TA 2011/2012


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

REVIEW

  1. Salah satu anggota kelompok kami, Muhammad Fadly, tidak hadir present dasi dan tidak turut aktif dalam pelaksanaan micro teaching karena dia memang sibuk dengan kegiatan organisasi di luar walaupun kami sudah mengkonfirm tugas kepadanya. Untuk masalah memposting tugas pelaksanaan micro teaching, memang kelompok tidak memberi kabar atau mengingatkan untuk memposting karena menurut kelompok bu Dina telah memberitahukan hal tersebut di facebook MK Paedagogi 2012 sehingga menurut kelompok seharusnya Fadly sebagai mahasiswa memiliki kesadaran diri untuk mengerjakan tugas.
  2. Ketidaksinkronan antara action plan dengan laporan pelaksanaannya adalah:
Ada beberapa hal yang tidak sinkron antara Action Plan dengan proses Micro Teaching. Pertama adalah rencana kegiatan. Dalam Action Plan urutan rencana kegiatan, sesudah perkenalan diri adalah bernyayi bersama-sama, tapi dalam hasil akhir, bernyayi merupakan kegiatan yang dilakkan mendekati penghujung acara.
Kedua, tanggal yang ada di action Plan tidak kongruen dengan tanggal perencanaan. Misalnya tanggal Kegiatan Micro Teaching tidak sesuai dengan action plan. Selain itu kelompok memposting hasil laporan Micro Teaching dengan rentang waktu yang berbeda jauh dengan Action Plan. Jadi, ketidak sesuain antara waktu yang direncanakan tidak sesuai dengan laporan yang dibuat.
  1. Proses pelaksanaan kurang dijabarkan pada laporan kegiatan.
Berikut penjabaran kegiatan yang dilaksanakan selama micro teaching.
a)      Perkenalan diri
Pada awalnya kelompok memperkenalkan nama masing-masing dan memperkenalkan diri bahwa kelompok berasal dari fakultas psikologi USU. Setelah memperkenalkan diri, lalu karena kelompok memandang dalam satu kelas terdiri dari 18 orang dengan satu fasilitator terlalu besar untuk proses micro teaching, kelompok langsung memecahkan anggota dimana satu fasilitator memfasilitasi 5 anak. Setelah kelompok memecahkan anggota, proses menggambar pun dimulai
b)      Menggambar
Proses menggambar dimulai dengan kelompok membagikan pensil warna dan kertas HVS A4 pada tiap anak. Pada tahap menggambar, kelompok merencanakan anak dibiarkan secara kreatif untuk menggambar sesuai dengan kemauan dan imajinasi mereka. Akan tetapi pada kenyataannya di lapangan, anak-anak tidak terbiasa untuk berkreatif secara bebas. Mereka terbiasa diarahkan oleh guru untuk melakukan sesuatu (teacher-centered). Mereka malah bingung ketika diberikan instruksi untuk menggambar secara bebas. Sehingga pada akhirnya kelompok memutuskan untuk mengarahkan anak menggambar ikan dengan memberikan contoh di papan tulis. Tugas fasilitator disini adalah memperjelas bagian-bagian yang ada pada ikan. Banyak anak-anak yang tidak mengerti apa komposisi dari gambar ikan (sisik, sirip, ekor, mata, dll). Setelah proses menggambar, gambar tersebut dikumpulkan dan memberikan pujian terhadap effort  anak (didokumentasikan dalam bentuk foto). Setelah tahap ini, dilanjutkan ke tahap melipat origami.
c)      Melipat origami
Kelompok membagikan kertas origami masing-masing anak sebanyak 2 lembar (satu untuk melipat, satu untuk cadangan kalau salah melipat). Sama seperti tahap menggambar, pada perencanaan melipat origami seharusnya anak melipat secara kreatif sesuai dengan keinginan mereka. Namun lagi-lagi anak harus diarahkan untuk melipat bentuk apa sehingga kelompok memutuskan untuk melipat origami berbentuk baju. Setelah proses ini selesai, hasil melipat origami tidak dikumpul oleh fasilitator agar menjadi kenag-kenangan bagi anak. Setelah tahap ini langsung masuk ke tahap kuis perbendaharaan kata bahasa inggris.
d)      Kuis  perbendaharaan bahasa inggris
Kelompok merefreshing anak-anak yang telah lelah mengikuti kegiatan dengan memberikan kuis perbedaharaan kata. Contohnya: Adik adikkkk.... siapa yang tau bahasa indonesianya orangeeeeee?? Ketika ada anak yang berhasil menjawab pertanyaan, kelompok memberikan reward berupa makanan ringan chocolatos. Tetapi karena hampir semua anak mampu menjawab, kelompok akhirnya membagi reward sama rata kepada setiap anak. Setelah pembagian reward dilanjutkan pada tahap bernyanyi.
e)      Bernyanyi
Tahap bernyanyi merupakan proses closing dari micro teaching kelompok. Kelompok memberikan tantangan pada anak dengan bertanya “siapa yang berani bernyanyi di depaaaann?”.  Ternyata ada seorang anak yang berani untuk memimpin nyanyian di depan kelas. Setelah bernyanyi sebanyak dua lagu kelompok pamit diri pada anak lalu melakukan sesi foto bersama.
  1. Tujuan dan manfaat
Tujuan dan manfaat micro teaching yang dibuat kelompok sebenarnya adalah tujuan dan pedagogi. Jadi kelompok melakukan kesalahan dengan menyamakan tujuan Pedagogi dengan tujuan micro teaching. Sehingga, kesimpulan tersebut terlalu umum, dan menjadi kurang tepat dengan tujuan pada sekolah TK tersebut. Jadi pada akhirnya, tidak sesuai antara hasil yang di peroleh dalam proses micro teaching dengan tujuan penelitian yang sebelumnya direncanakan oleh kelompok. Tujuan dan Manfaat tersebut akan terkesan janggal bagi orang yang membaca dan melihat nya, karena terkesan tidak sesuai dengan keadaan di TK tersebut.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Testimoni Microteaching

waahh senangnya tugas microteaching sudah selesai,dalam pengerjaan tugas ini banyak pengalaman baru yang saya dan teman teman dapatkan dalam mengajar anak anak.awalnya kami ingin melakukan microtecching di sebuah sekolah dassar (SD) negeri tetapi karena tidak mendapatkan izin dari pihak sekolah jadinya kami melakukan microteaching disebuah TK yaitu TK Kartika Jaya 2-20.kami mengajari anak anak TK tersebut menggambar,melipat origami dan bernyanyi.ketika mengajari anak anak TK Kami sedikit kesulitan karena anak anak TK tersebut sangat aktif, sangat susah buat mereka untuk duduk tenang dan diam sehingga kami harus aktif bergerak seperti mereka.beberapa anak juga masih kesulitan dalam menggambar dan melipat seperti yang kami instruksikan tetapi setelah diajari pelan pelan mereka mampu membuat gambar yang sangat bagus dan melipat dengan rapi.saat mengajari mereka sekalian kami bermain dengan mereka,sangat menyenangkan bisa bermain dengan anak anak TK tersebut.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Micro Teaching

Kelompok 6
Anggota :


MICRO TEACHING
“Go To School”

PENDAHULUAN
       1.  Latar Belakang
Pedagogi secara singkat sering diartikan sebagai seni mengajar pada anak. Ilmu Pedagogi itu sendiri dapat digunakan sebagai sarana untuk berinteraksi dan mendekatkan diri kepada anak-anak sehingga proses belajar-mengajar semakin efektif. Salah satu konsep dalam Pedagogi adalah Micro Teaching. Apa itu sebenarnya Micro Teaching???
Micro Teaching berasal dari dua kata yaitu micro berarti kecil, terbatas, sempit dan teaching berarti mengajar. Jadi, Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Diharapkan, dengan memperkecil ruang proses mengajar, maka metode ini dapat member penilaian mengenai efektifitas proses belajar mengajar, termasuk juga guru. Secara umum, konsep Micro Teaching dapat digunakan untuk menilai kelemahan dan kelebihan suatu metode, sehingga dapat memperbaiki kesalahan, serta dapat menciptakan metode pendekatan baru terhadap anak.
`Ditinjau dari kehidupan sekarang ini, banyak orang menganggap bahwa proses belajar tersebut hanya proses pentransferan ilmu, dimana asalkan ilmu sudah disampaikan maka kwajiban guru sudah selesai. Selain itu istilah Seni Mengajar sudah diabaikan sekarang ini. Para pendidik merasa tidak perlu seni dalam proses pengajaran. Tapi pada kenyataan itu adalah factor critical yang akan menjadi penentu kualitas proses mengajar. Seni tersebut sudah termasuk ke dalam pembentukan karakter yang ideal. Fenomena tersebut merupakan sesuatu hal yang salah, karena mendidik tersebut seharusnya juga memperhatikan pembentukan karakteristik peserta didik. Jadi, guru sebenarnya selain mentransfer ilmu juga menjadi fasilitator serta perangsang anak unutk tumbuh membentuk kepribadian yang baik. Tapi sebenarnya fakta berkata lain, karena guru tidak peduli terhadap perkembangan kepribadian anak, melainkan hanya focus pada ilmu. Hal tersebut menjadi salah satu factor yang menyebabkan banyak anak yang pintar tetapi memiliki karakter yang tidak bagus.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kelompok ingin melakukan Micro Teaching di sebuah TK yaitu TK Kartika Jaya untuk melihat apakah konsep Pedagogi sebagai seni mengajar masih diterapkan, serta berusaha menyampaikan pesan kepada Pendidik dan Peserta didik dan memperkenalkan bahwa Pembelajaran berwujud seni merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan anak.
       2.  Tujuan
Tujuan dilakukan Micro Teaching pada TK tersebut adalah untuk mengenalkan kepada peserta didik dan Pendidik bahwa mengajar bukan sebatas proses mentransfer ilmu,melainkan sebuah seni yang meliputi proses pembentkan kepribadian dan karakter anak yang ideal.
       3.  Manfaat
Adapun manfaat dari Micro Teaching tersebut :
a. Menjelaskan bahwa mengajar merupakan sebuah proses pembentukan kepribadian yang baik dan bukan sebatas mentransfer ilmu semata.
   b.Sebagai salah satu sarana pendekatan terhadap anak-anak yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap peserta didik.
    c. Dapat membantu menemukan metode yang efektif digunakan dalam proses belajar mengajar khusunya pada TK tersebut.

LANDASAN TEORI
       1.   Teori Pengajaran Pedagogi Modern
Pandangan mengenai bahwa Pedagogi hanya sebatas mengajar dan mengasuh merupakan factor awal yang menyebabkan terbentuknya Pedagogi Modern. Pedagogi Modern memandang bahwa proses mengajar itu tidak hanya focus pada pendidik saja, tetapi juga focus pada peserta didik. Mengatakan bahwa peserta didik menjadi kunci utama mencapai tujuan proses pengajaran tersebut. Ada 2 konsep utama yang dikembangkan dalam Pedagogi Modern, yaitu :
     a.  Teaching, yaitu teknik yang digunakan guru dalam mentransformasikan konten pengetahuan, merangsang, mengawasi, dan memfasilitasi pengembangan siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Siswa diberi peluang untuk melakukan penilaian terhadap teknik atau metode pengajaran untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar tidak hanya bersifat monoton dan satu belah pihak, melainkan terjadi interaksi resiprokal antara peserta didik dan pendidik.
    b. Learning, proses siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan menigkatkan pengetahuan serta keterampilan serta karakter yang ideal. Dapat dikatakan, bahwa kulaitsa metode teaching akan membantu anak dalam proses learning dalam pembentukan dirinya sendiri. Belajar bukan hanya proses mencari ilmu pengetahuan, melainkan juga pembentukan keterampilan, seperti berpikir kritis, kemampuan adaptasi, pemecahan masalah, dan pembentukan karakter yang ideal.
       2.  4P (Pribadi, Proses, Press, dan Product)
Teori ini menjelaskan mengenai pembentukan kreatifitas serta pengembangan anak secara maksimal. Dalam hal ini, yang paling ditekankan dalam proses belajar mengajar adalah Pribadi. Dimana kemudian Pribadi itu yang akan diproses dan dikembangkan sehingga menciptakan Product yang bagus dan sesuai dengan tujuan pengajaran. Jadi kesimpulannya, dalam memberikan pengajaran, guru bukan menjadi focus utama, melainkan peserta didik yang menjadi focus utama.
       3.  Pedagogi Ideal-Spiritual Karakteristik
Teori ini mengemukakan bahwa pembentukan kepribadian yang ideal bukan hanya berdasarkan keilmuan semata, melainkan juga berdasarkan factor spiritual dan Kreatifitas seseorang. Artinya proses belajar mengajar yang baik ketika proses tersebut bukan hanya sebatas proses pentransferan imu, melainkan juga sebagai proses yang membantuk anak dalam pengembangan kepribadian, karakter, dan spiritual yang ideal. Selain itu, teori ini juga mengembangkan prinsip etika, yaitu dalam pembentukan itu semua diperlukan aturan-aturan tertentu. Misalnya, dalam pembentukan karakter yang ideal, maka diperlukan teknik dan metode khusus untuk membentuk hal itu.
       4. Learner-Centered
Alasan mengapa yang digunakan adalah Learner-Centered dan bukan Teacher-Centered, karena dalam Micro Teaching tersebut, kelompok member focus proses pengajaran itu ada pada peserta didik, dan bukan pada kelompok. Kelompok sendiri hanya menjadi fasilitator dan pengarah sehingga proses mengajar tidak lari dari jalur sesungguhnya. Anak dibiarkan berkreasi sebebas mungkin dan mengeluarkan ide-idenya sebebas mungkin, karena menurut kelompok itu menjadi salah satu cara untuk membuka karakter anak yang ideal.


PERENCANAAN
       1.  Rancangan Kegiatan
No
Hari / Tanggal
Kegiatan
Tempat
1
Sabtu, 7 April 2012
Diskusi TK
F.Psi USU
2
Sabtu, 7 April 2012
Diskusi mengenai konsep yang digunakan
F.Psi USU
3
Senin, 9 April 2012
Observasi ke TK Kartika Jaya
TK Kartika Jaya
4
Selasa, 10 April 2012
Proses Micro Teaching           
TK Kartika Jaya
5
Senin, 16 April 2012
Pembahasan mengenai M.Teaching
F.Psi USU
6
Jumat, 20 April 2012
Pembuatan Laporan Micro Teaching 
F.Psi USU
7
      Senin, 30 April 2012
Posting Hasil Micro Teaching
Own

       2.   Peserta Micro Teaching
Peserta Micro Teaching adalah Siswa TK Kartika Jaya 2-20 Kesatuan Angkatan Darat , di Jalan Karya Jaya Medan. Anak TK yang menjadi peserta Micro Teaching adalah anak dari Kelas B yang memiliki usia berkisal 5-6 tahun.

       3.   Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam proses Micro Teaching adalah :
      1.  Kamera Digital
      2.  HP (Merekam Video)
      3.  Crayon Berwarna
      4.  Kertas Origami
      5.  Kertas Gambar
      6.  Reward

PELAKSANAAN
      1.  Observasi
Pelaksanaan micro teaching yang kami lakukan di TK Kartika Jaya berjalan sesuai dengan rancangan jadwal kegiatan. Pada tanggal 9 april kami melakukan observasi ke sekolah TK Kartika Jaya dimana pertama sekali kami menemui Kepala Sekolah untuk meminta ijin melakukan observasi dan Micro Teaching selama dua hari. Setelah mendapatkan ijin kami melakaukan perkenalan dengan guru yang sedang mengajar dan juga para siswa. Agar para siswa tidak merasa terlalu terusik dengan kedatangan kami maka kami meemutuskan agar hanya beberapa orang perwakilan dari kelompok kami yang masuk untuk melakukan observasi. Berdasarkan hasil observasi kami kelihatan sekali bahwa para siswa sangat antusias dengan kegiatan kesenian. Jika kelompok lain mungkin memilih mengajarkan materi yang dirasa sulit oleh anak-anak namun kami memutuskan untuk mengajarkan materi yang menarik dimata anak-anak. setelah melakukan observasi kemudian kami memutuskan kegiatan kesenian yang kami akan ajarkan adalah menggambar, melipat origami dan bernyanyi.
       2.   Micro Teaching
Kelompok melakukan kegiatan Micro Teaching pada tanggal 10 April 2012 di TK Kartika Jaya. Pertama-tama kami mengajak anak – anak untuk menggambar ikan. Disana terlihat antusias para murid untuk menggambar dan ada beberapa anak yang tidak mampu mengikuti langkah-langkah untuk menggambar ikan sehingga kami memutuskan ia dapat menggambar hewan lain yang mereka bisa gambarkan. Setelah selesai menggambar kami melakukan dialog dengan para murid dalam rangka menanyakan apakah mereka sudah bosan dan apakah mereka masih mau kami ajak untuk melakukan kegiatan melipat origami. Hasilnya mereka mau sehingga kami melanjutkan kegiatan melipat origami dan semua siswa dapat mengikutinya dengan baik. Setelah kegiatan melipat origami kami mengajak anak-anak untuk bernyanyi dan setelah itu kami membuat tantangan bagi anak yang berani maju kedepan kelas untuk menunjukkan bakatnya dalam bidang apapun (bernyani, membaca puisi dsb) akan kami berikan reward dan yang terakhir kami mengadakan kuis dimana anak-anak harus menyebutkan bahasa inggris dari benda yang kami maksud dan bagi yang bisa menjawab akan kami berikan reward. Semua kegiatan diatas dapat diikuti oleh anak-anak TK Kartika Jaya dengan sangat baik sehingga kami dapat melakukan kegiatan micro teaching dengan lancar.

LAPORAN KEGIATAN
       1.  Hasil Micro Teaching
Sesudah melakukan proses Micro Teaching, kelompok mendapatkan gambaran mengenai metode pengajaran yang cocok diberikan di TK tersebut. Anak pada TK tersebut memiliki antusias yang besar pada kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak-anak tersebut untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Sebagaicontoh, kegiatan Bernyayi, menggambar disambut dengan sangat senang oleh anak-anak di TK tersebut. Akhirnya kelompok membuat hipotesa sementara,bahwa proses belajar-mengajar akan menjadi efektif apabila kegiatan pemberian materi dicampur dengan kegiatan seni. Pemberian materi saja akan membuat peserta didik merasa bosan sehingga anak dan guru tidak dapat berpartisipasi dengan maksimal dalam proses pembelajaran. Dengan pemberian kegiatan seni tersebut, maka anak-anak akan semangat kembali sehingga secara tak langsung materi yang disampaikan akan dapat diterima dengan maksimal oleh peserta didik. Hal lainnya adalah dengan Micro Teaching tersebut kelompok mendapat gambaran mengenai Individual Differences dalam proses pengajaran. Dalam satu TK tersebut terdiri oleh anak yang beraneka ragam, sehingga cara yang diberikan juga berbeda antara satu dengan yang lain.
       2.  Kesimpulan
Sekolah TK tersebut masih menggunakan prinsip Pedagogi yang sesuai dengan Landasan Teori yang dibuat oleh kelompok. Metode yang diberikan dalam sekolah tersebut bukan saja proses Pentransferan ilmu, tetapi juga proses pembentukan kepribadian dan karakter yang ideal termasuk kreatifitas dan seni. Hanya saja, guru masih kelihatan seperti mendominasi anak, dan anak diberi ruang gerak yang sempit dalam penuangan kreatifitas.

Dokumentasi

Vidio kelompok kami dapat dilihat : Clik Disini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Testimoni Kuliah 23 April 2012

Seperti biasanya setiap senin pukul delapan pagi diadakan kuliah Paedagogi.Hari ini  Bu Dina sebagai dosen pengampu mata kuliah ini memberikan kesempatan pada kami untuk remedial ujian tengah semester (UTS) yang diadakan seminggu yang lalu.pada soal nomor dua dan nomor tiga banyak dari kami yang kurang menuangkan pendapat pribadi kami mengenai konsep microteaching yang sudah kami kerjakan.awalnya saya sangat senang karena diberi kesempatan untuk memperbaiki ujian yang telah saya kerjakan tetapi dipertengahan kuliah kami membuat Bu Dina kecewa dan beliau  meninggalkan ruangan karena salah seorang dari kami tidak merespon beliau dengan memberikan tanggapan.hal ini membuat saya sedikit terkejut dan merasa bersalah karena tidak memberikan tanggapan.walaupun Bu Dina meninggalkan ruang kuliah kami tetap melaksanakan ujian remedial.segala hal yang ingin ditanyakan pada Bu Dina dapat dilakukan melalui gtalk.Hari in dapat dijadikan pelajaran buat saya untuk bersikap lebih aktif dan tidak cuek pada keadaan yang ada. serta saya ingin meminta maaf kepada Bu Dina, saya akan mengupayakan agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi di kelas mata kuliah paedagogi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Action Plan Micro Teaching

Anggota
1. Karin Natalia A (10037)
2. Reza Yoga (10027)
3 Melva Safira (10028)
4.Deepraj Kaur Sandhu (10051) 
5.Raja Maspin (10062)
7.Yulian Asri (10071)
8. Mhd.Fadli (10006) 

Pendahuluan

Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu alat untuk memajukan kehidupan seseorang. Pada zaman sekarang ini, pendidikan bukanlah lagi menjadi kebutuhan sekunder, melainkan menjadi kebutuhan primer, karena orang tanpa pendidikan sekarang ini akan mendapat kedudukan rendah dalam masyarakat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu memegang peran penting dalam membentuk pribadi yang sukses. Pendidikan bukan hanya sekedar proses pentransferan ilmu, melainkan juga termasuk di dalamnya proses pembentukan pribadi yang berkualitas. Pribadi yang berkualitas dipandang bukan hanya seberapa banyak ilmu yang dia peroleh, melainkan juga dapat di pandang dari kreatifitas, kepribadian, serta kemampuan problem solving dan adaptasi seseorang.
Sekarang ini, pendidikan merupakan hanya proses pentransferan ilmu, tidak lagi menjadi proses yang mendidik. Guru merasa kewajibannya sudah selesai apabila dia sudah menyampaikan pemikirannya, tanpa memandang bagaimana anak tersebut. Bahkan, anak TK sekarang ini sudah diberikan pelajaran selayaknya anak di Sekolah Dasar. Pembelajan Seni sudah menjadi misi optional dalam proses pendidikan sekarang ini. Menyanyi, menggambar, melukis, serta kegiatan yang dapat membantu pembentukan kreatifitas siswa perlahan-lahan mulai diabaikan. Padahal, kreativitas merupakan salah satu factor penting penentu kualitas seorang anak.
Berdasarkan hal tersebut, kelompok ini melakukan Micro Teaching pada sebuah Tk, untuk melihat serta berusaha menyampaikan pesan kepada Pendidik dan Peserta didik bahwa Pembelajaran berwujud seni merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan anak.

B.      Landasan Teori
  Landasan teori yang digunakan dalam proses micro teaching ini adalah :
a.      - Teori Pengajaran Pedagogi Modern, mengatakan bahwa pengajaran bukan hanya proses transfer ilmu,    melainkan juga proses transformasi, merangsang, dan membangkitkan kreatifitas siswa.
b.      Pendekatan 4P, yang memandang bahwa kreatifitas dibentuk berdsarkan empat critical factor, yaitu Pribadi, Proses, Press, dan Product.
c.     - Pedagogi Ideal-Spiritual Karakteristik, mengemukakan mengenai pembentukan kepribadian yang ideal bukan hanya berdasarkan keilmuan semata, melainkan juga berdasarkan factor spiritual dan Kreatifitas seseorang.
d.  - Pendekatan Learner – Centered, mengenai proses pendidikan berada pada tangan peserta didik, dimana peserta yang menjadi focus utama dan berperan aktif dalam proses pendidikan.

C.     Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam proses Micro Teaching adalah :
1.       Kamera Digital
2.       HP (Merekam Video)
3.       Crayon Berwarna
4.       Kertas Origami
5.       Kertas Gambar
6.       Reward

D Peserta Micro Teaching
Peserta Micro Teaching adalah Siswa TK Kartika Jaya 2-20 Kesatuan Angkatan Darat , di Jalan Karya Jaya Medan. Anak TK yang menjadi peserta Micro Teaching adalah anak dari Kelas B yang memiliki usia berkisal 5-6 tahun.

E.      Rencana Kegiatan
Rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan pada TK tersebut adalah :
1.       Perkenalan antara Mahiswa Micro Teaching dengan murid-murid Tk.
2.       Bernyanyi bersama-sama sebagai permulaan pelaksanaan kegiatan.
3.       Menggambar bersama dengan peserta didik.
4.       Mengajar anak melakukan permainan Lipat Origami.
5.       Bermain tebak-tebakan kata dengan peserta Micro Teaching.
6.       Pembagian Reward kepada adik-adik sebagai penutup kegiatan.

F  Rancangan Jadwal Kegiatan
1.       Diskusi TK                                                    Sabtu, 7 April 2012
2.       Diskusi mengenai konsep yang digunakan       Sabtu, 7 April 2012
3.       Observasi ke TK Kartika Jaya                       Senin, 9 April 2012
4.       Proses Micro Teaching                                  Selasa,10 April 2012
5.       Pembahasan mengenai M.Teaching                Senin, 16 April 2012
6.       Pembuatan Laporan Micro Teaching              Jumat, 20 April 2012
7.       Posting Hasil Micro Teaching                         Sabtu, 21 April 2012

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Testimoni UTS


Sistem Ujian Paedagogi yang baru saja terlaksanakan sama seperti system ujian mata kuliah Kreativitas semester lalu yang dilakukan secara online.sistem ujian seperti ini saya rasa sangat menarik dan menyenangkan karena saya dapat menjawab soal soalnya dimanapun,saya juga bisa melihat buku untuk menjawab soal soal tersebut yang walaupun kebanyakan dari jawabannya tidak dapat ditemukan dibuku.untuk menjawab soal soal yang diberikan diperukan pemahaman terhadap materi yang sudah dipelajari sebelumnya.dosen pengampu juga memberikan soal mengenai tugas micro teaching yang dimana jawaban dari soal ini hanya bisa dijawab oleh kami sebagai pelaksana tugas ini.
Pendekatan yang cocok menurut saya mengenai system ujian yang seperti ini adalah pendekatan kontruktivis social yang menggunakan sejumlah inovasi didalam  pembelajaran dikelas.ujian dengan menggunakan system online merupakan inovasi yang kami rasakan khususnya buat mahasiswa USU.pada matakuliah lainnya ujian dilakukan secara langsung dan tertulis sedang dimatakuliah ini saya dapat mengerjakan ujian saya sesuai dengan keinginan saya yang walaupun ada batas waktunya.sistem kontruktivisme menekankan bahwa individu akan belajar dengan baik apabila mereka secara aktif mengkonstruksikan pengetahuan  dan pemahaman.nah, soal soal yang diberikan meminta saya untuk memahami betul materi yang ada misalnya pada soal nomor satu  untuk bisa mengilustrasikan pembelajaran dikelas saya harus memahami dulu apa itu paedagogi modern.pendekatan kontruktivis social menekankan pada konteks social dari pembelajaran dan bahwa pengetahuan itu dibangun dan dikontruksikan secara bersama.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

UTS PAEDAGOGI

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PAEDAGOGI PRAKTIS ABAD KE 21

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

Apa itu paedagogi praktis ???


Mengacu pada buku Paedagogi, Andragogi,dan Heutagogi karangan Prof. Dr. Sudarwan Danim , Paedagogi Praktis itu adalah aplikasi dari teori-teori paedagogi .
Bagaimana pengaplikasiannya???
Paedagogi itu kan merupakan seni untuk mengajar pada anak-anak, bagaimana cara untuk menyampaikan ilmu pada anak-anak. Citra guru yang dulu adalah citra yang benar-benar menjadi seorang pendidik, dimana guru memegang peranan penting dalam kelas, bersikap tegas, dan disiplin dalam kelas. Dewasa ini, citra tersebut secara berangsur-angsur berkurang, sekarang ini ditemukan banyak guru yang bisa diatur oleh orangtua murid, seolah-olah guru itu tidak sepenuhnya memegang kendali atas pendidikann anak dikelas.
Ada sebuah kisah nyata disebuah sekolah , orang tua melakukan "servis" terhadap guru anaknya supaya guru tersebut lebih memperhatikan anaknya dan lebih memberi perhatian khusus terhadap anaknya.
Lihatlah saat ini, berapa banyak guru-guru yang tidak sesuai dengan ucapan dan perbuatan mereka. Banyak guru sudah tidak disiplin dalam menjalankan kewajiban mereka sebagai guru. Berapa banyak guru yang tidak menguasai materi yang diajarkan. Berapa banyak guru yang masih gaptek dengan teknologi. Sehingga tak jarang kemampuan dan pengetahuan siswa justru melebihi gurunya. Berapa banyak kebohongan yang menjadi budaya di lakukan oleh pihak sekolah. Kebohongan dalam membuat pemberkasan, kebohongan dalam membuat SPJ bantuan, kebohongan dalam meluluskan anak didiknya saat Ujian Nasional. Belum lagi kalau mereka melakukan hal yang tidak terpuji di masyarakat. Karena mereka menjadi guru bukan karena panggilan hati. Tetapi karena terpaksa atau sebagai pelepas image dari status pengangguran. Maka wajar jika tidak sampai membekas makna dari nilai luhur apa yang mereka ajarkan.
Inilah gambaran dari citra guru sekarang. Peranan guru yang dulu itu sudah tidak sama lagi dengan masa sekarang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS